Subject Isolation
20 Dec 2013Hal terpenting dalam suatu foto tentulah subjek atau point of interest. Subjek ini bisa bermacam-macam, misalnya:
- orang: misalnya portrait, foto keluarga, foto pernikahan
- suasana: misalnya kemacetan, ketenangan, sepi, ramai
- benda: misalnya foto produk, makanan
- dan masih banyak lagi lainnya
Tantangan kita sebagai fotografer adalah membuat subjek tersebut terlihat dengan jelas (isolated) dan tidak bercampur dengan benda-benda lain yang ikut dalam foto, sehingga orang yang melihat foto bisa tahu apa yang ingin kita tampilkan dalam foto tersebut. Ini disebut dengan istilah subject isolation.
Pada artikel ini, kita akan membahas beberapa teknik subject isolation, yaitu:
- menggunakan focus
- menggunakan warna
- menggunakan posisi / ukuran
- menggunakan cahaya
Menggunakan Focus
Ini adalah cara termudah. Kita cukup menggunakan lensa dengan bukaan lebar seperti f/2 atau lebih lebar. Dengan bukaan lebar, yang terlihat tajam hanya jarak tertentu dari lensa. Lebih jauh atau dekat dari jarak tersebut, langsung menjadi blur.
Mata manusia secara alami akan tertarik pada bagian yang tajam dan mengabaikan bagian yang blur. Dengan demikian, apabila kita letakkan subjek pada bagian tajam, dia akan mendapatkan perhatian utama.
Berikut contohnya
Pada foto di atas, terlihat bahwa yang tajam hanya wajah subjek. Suasana di sekelilingnya tidak jelas (blur). Dengan demikian, mata pemirsa tidak punya pilihan lain selain mencermati wajah subjek.
Perhatikan contoh berikut ini
Pada foto di atas, kita memiliki dua subjek, yaitu subjek utama yang berada di depan dan subjek pendukung yang ada di belakang. Mata pemirsa akan tertarik ke subjek yang di depan karena lebih tajam. Pemirsa akan melihat tampang subjek utama yang jutek, kemudian menyimpulkan bahwa suasana hatinya sedang tidak bagus. Kemudian pemirsa akan melihat subjek kedua di latar belakang yang agak blur dan bisa menyimpulkan, “Mungkin mereka sedang bertengkar”. Dari benda yang dipegang subjek (pesawat mainan dan pesawat kertas), kita bisa mengira-ngira bahwa mereka memperebutkan pesawat tersebut.
Mari kita lihat foto ketiga
Kalau kita perhatikan dengan seksama, di latar belakang ada colokan listrik dan kotak berwarna merah dan hijau. Seandainya semuanya tajam, maka subjek kita akan tercampur dengan benda-benda tersebut dan tidak terlihat menonjol.
Sekarang, kita lihat foto yang kurang benar.
Pada foto di atas, terlihat bahwa semua benda dalam foto, baik anak yang sedang lari, rangka-rangka kayu, dan pohon di background semua relatif sama tajam. Coba kita tanyakan, “Apa subjek dari foto tersebut?” Kurang jelas bukan? Apakah kita ingin menampilkan anak-anak? Atau mungkin rangka-rangka kayu yang bentuknya tidak lazim?
Memisahkan subjek menggunakan focus bisa dibilang cara yang paling mudah. Cukup dengan membeli lensa berbukaan lebar (harganya berkisar 800 ribu - 1,5 juta) semua orang bisa membuat foto seperti di atas. Bila tidak bisa menggunakan lensa (kameranya tidak bisa ganti lensa seperti kamera pocket atau kamera handphone), kita bisa siasati dengan meletakkan subjek sedekat mungkin dari kamera dan sejauh mungkin dari latar belakang.
Menggunakan Warna
Warna cerah akan menarik perhatian kita. Konon ini adalah insting alami kita yang dibawa sejak jaman prasejarah dulu, untuk menyelamatkan kita dari benda-benda beracun dan berbahaya. Perhatikan foto berikut
Kita dengan mudah menentukan bahwa subjeknya adalah anak yang sedang bermain pasir. Selain karena posisinya paling dekat, warna bajunya juga terlihat mencolok dibandingkan dengan pasir dan aspal di sekelilingnya.
Bandingkan dengan foto berikut
Kita sulit menentukan subjek pada foto di atas, karena terlalu banyak warna-warni yang berebut perhatian.
Setelah memahami pengaruh warna untuk memisahkan subjek, kita bisa mengatur pemilihan kostum sebelum berangkat foto-foto. Bila kita pergi ke tempat yang banyak pohon, misalnya Kebun Raya Bogor, jangan pakai warna hijau atau kuning, karena akan tercampur dengan pohon dan rumput yang warnanya hijau. Pilih warna komplementer dari hijau yaitu merah atau ungu. Warna komplementer adalah warna yang berseberangan di color wheel. Lebih lanjut bisa dibaca di sini.
Aplikasinya bisa dilihat di foto berikut.
Perhatikan bahwa jilbab ungu terlihat menonjol di depan latar hijau.
Posisi / Ukuran
Benda yang terlihat besar terkesan dekat dengan kita. Dan benda yang lebih dekat cenderung menarik perhatian. Konon, ini juga merupakan insting prasejarah, dimana kita harus waspada dengan binatang buas yang dekat dengan kita.
Perhatikan foto berikut
Jelas bahwa subjeknya adalah tong sampah, karena ukurannya begitu besar dibandingkan dengan benda-benda lain dalam foto. Bandingkan dengan foto berikut
Terlihat bahwa emua benda dalam foto berukuran relatif sama besar sehingga kita sulit menentukan yang mana subjek utama.
Perhatikan foto selanjutnya
Dalam frame di atas, kita melihat ada dua orang. Kita bisa menentukan bahwa subjek utama adalah anak berpakaian pink dan subjek pendukung adalah orang berpakaian putih. Subjek utama terlihat dengan jelas karena diperkuat menggunakan kombinasi berbagai teknik di atas:
- warna pakaian pink, komplementer dengan hijaunya tulisan starbuck dan tembok berwarna abu-abu. Subjek pendukung menggunakan pakaian putih sehingga tidak terlalu menarik perhatian
- subjek utama tajam (focus) dan subjek pendukung blur
- ukuran subjek utama lebih besar daripada subjek pendukung, mengesankan posisinya lebih dekat, sehingga lebih menarik perhatian
Menggunakan Cahaya
Teknik terakhir ini relatif sulit, karena mengharuskan kita untuk mengasah kepekaan terhadap cahaya di sekeliling kita. Kepekaan ini harus dilatih terus menerus supaya semakin tajam.
Mata manusia secara alami akan tertarik ke bagian yang lebih terang dalam foto. Oleh karena itu, untuk menonjolkan subjek utama, kita buat dia menjadi lebih terang.
Kita mulai dengan contoh yang relatif ekstrim.
Saya menggunakan lampu kilat yang difokuskan untuk mengarahkan perhatian ke anak-anak yang sedang bermain gadget. Perhatian kita akan segera tertuju ke bagian terang. Setelah kita mengamati bagian terang, kita akan menyadari bahwa ada subjek pendukung di bagian gelap sebelah kanan. Dia terlihat sendiri memegang smartphone dan tidak ikut dalam kegembiraan bersama rekan-rekannya di bagian terang sebelah kiri. Dari tampangnya yang galau, kita jadi bertanya-tanya apa yang terjadi, mengapa dia main sendiri, mengapa dia terlihat sedih, dan seterusnya.
Dalam foto di atas, saya membuat latarnya sangat gelap, sehingga lokasi tempat kejadian tidak terlihat. Ini karena lokasinya tidak penting, jika ditampilkan justru akan menambah ramai foto tanpa ada nilai tambah.
Tapi ada kondisi di mana lokasi juga berperan untuk menambah cerita dalam foto, sehingga kita harus tampilkan juga. Tapi harus diperhatikan jangan sampai terlalu menarik perhatian sehingga mengganggu subjek utama. Perhatikan contoh berikut
Subjek utama jelas, pakaiannya putih sehingga terlihat paling terang. Sekelilingnya agak gelap, sehingga tidak berebut perhatian. Kalau kita lihat dengan teliti, ada cahaya dari belakang, sehingga memisahkan bahu, kepala, dan telinga dari latar belakangnya. Lokasi sekitarnya jelas terlihat, yaitu dapur. Tapi karena lebih gelap dari subjek, maka tidak terlalu berebut perhatian dengan subjek utama. Ada kekurangan di foto ini, yaitu kisi-kisi yang terlalu terang di kiri atas dekat penggorengan. Kita bisa menggelapkannya pada fase post-processing menggunakan Photoshop atau Gimp.
Selanjutnya, mari kita lihat contoh yang ‘salah’.
Pada foto di atas, langitnya terlihat terlalu terang, sehingga mengalihkan perhatian kita dari model. Untuk mengatasinya, kita buat langit dan latar belakangnya underexposed sehingga terlihat lebih gelap. Kemudian kita terangi modelnya menggunakan flash supaya lebih terang dan menarik perhatian. Hasilnya seperti ini
Nah, terlihat lebih baik kan? Sekarang subjek utama terlihat dengan jelas, dan latarnya berperan sebagai pemanis dan pendukung saja. Berbeda dengan foto sebelumnya dimana latar terlihat sangat dominan sehingga mengganggu subjek utama.
Satu contoh lagi.
Perhatikan bahwa pandangan mata kita akan tertarik pada penjual ikan yang tajam dan berada di depan. Setelah itu berlanjut ke orang yang diterangi lampu biru. Kemudian pindah ke orang berbaju merah yang blur.
Merging
Setelah bersusah payah memisahkan subjek dengan berbagai cara di atas, kita juga harus menghindari terjadinya merging, yaitu subjek tercampur dengan benda lain yang tidak diinginkan. Merging bisa terjadi dalam beberapa bentuk diantaranya tumpukan dan clipping.
Contoh tumpukan yang paling populer adalah pohon tumbuh di kepala orang seperti ini
Contoh lain, pada foto berikut antar orang saling bertumpukan sehingga tidak jelas mana subjek ataupun maksud dari fotonya.
Bandingkan dengan foto berikut, yang walaupun masih terjadi tumpukan, tapi masing-masing orang masih bisa dipisahkan dengan jelas.
Merging tidak selalu untuk objek yang besar. Kadangkala kabel atau tali bisa juga mengganggu, seperti ini
Dengan bergeser sedikit ke kanan, kita bisa mengurangi merging. Berikut hasilnya
Atau kita bisa menunggu subjek berpindah ke tempat yang lebih clean sehingga bebas dari objek yang mengganggu
Ketiga foto di atas diambil di tempat yang sama. Hanya fotografer dan subjeknya saja yang bergeser sedikit (kurang dari satu meter). Perhatikan bahwa hanya dengan bergeser sedikit saja, hasil foto kita bisa menjadi jauh lebih baik.
Selanjutnya, clipping. Yaitu dynamic range tidak lagi mampu menampung data karena perbedaan terang-gelap terlalu jauh. Lihat contoh berikut, dimana jilbab putih tidak bisa dibedakan lagi dengan langitnya.
Lebih detail tentang dynamic range, clipping, dan cara mengatasinya bisa disimak di artikel terdahulu.
Berikut kasus yang tidak se-ekstrim clipping. Di foto berikut, perbedaan antara subjek dan latar tidak terlalu signifikan (sama-sama gelap), sehingga tidak menghasilkan isolation yang cukup.
Solusinya, kita bisa menambahkan flash di rambut subjek supaya terang dan terpisah dari latarnya.
Kesimpulan
Kita tentu ingin foto yang kita buat menarik perhatian pemirsa dan apa yang ingin kita sampaikan bisa ditangkap dengan jelas oleh yang melihatnya. Untuk itu, kita bisa memainkan beberapa variabel berikut untuk mendapatkan subject isolation:
- bagian tajam (focus) dan bagian blur
- warna
- posisi dan ukuran
- cahaya
Variabel mana yang kita gunakan ditentukan situasi dan kondisi pada saat kita mengambil foto. Pada waktu kita hanya memegang kamera handphone, maka tentu sulit bagi kita untuk memburamkan latar belakang. Kita harus pilih cara lain misalnya dengan menggunakan cahaya ataupun posisi subjek. Bila cahayanya pun kurang mendukung, kita bisa memindahkan subjek ke tempat yang warna latarnya komplementer dengan pakaian subjek, sehingga subjek bisa terlihat dominan.
Dan yang paling penting dari semuanya, sering-seringlah berlatih agar teknik-teknik menjadi refleks dan bisa digunakan dengan cepat tanpa harus banyak berpikir.