Stock Photo
21 Nov 2016Stock Photo
Pernahkah kita ingin membuat slide presentasi atau website, kemudian membutuhkan foto-foto untuk memperindah tampilannya?
Tentunya pernah. Biasanya kita mencari foto-foto yang sesuai dengan tema yang ingin kita sampaikan, misalnya : kekompakan, semangat, keakraban, perjuangan, dan lain sebagainya.
Foto-foto penunjang seperti itu umum disebut dengan istilah stock photo. Jaman sekarang, ada banyak layanan penyedia stock photo, misalnya :
- Shutterstock
- iStock
- Adobe Stock
- Fotolia
- dan lain sebagainya
Para penyedia stock photo ini menerima kontribusi dari seluruh dunia. Para fotografer mengupload hasil karyanya ke penyedia stock photo untuk kemudian dijualkan oleh mereka. Harga jualnya sebetulnya sangat murah, bisa sampai $0.01 per foto. Tapi model bisnisnya adalah berharap foto tersebut diunduh ratusan ribu kali, sehingga kita bisa mendapatkan 100.000 * $0.01 = $1000.
Sebagai fotografer ala-ala, saya berpikir begini. Daripada foto-foto saya cuma bikin penuh harddisk dan cuma diupload di Flickr, Instagram, atau Facebook, lebih baik saya upload ke stock photo. Sukur-sukur ada yang beli, lumayan dapat uang. Jadilah kemudian saya daftar dan mencoba upload.
Penyedia stock photo memiliki kriteria dalam menerima foto, diantaranya:
- tidak boleh ada logo merek yang bisa dikenali
- fotonya harus benar secara teknis (tajam, pencahayaan cukup, white balance tidak meleset, dan lainnya)
- bila ada orang yang bisa dikenali, maka harus ada ijin tertulis (Model Release) dari orang bersangkutan
- bila ada bangunan terkenal atau barang terkenal (misalnya barang antik atau lukisan), maka harus ada ijin tertulis dari pemiliknya (Property Release)
Sampai artikel ini ditulis, saya baru mengupload 14 foto, 8 diterima dan 6 ditolak. Berikut pengalaman saya mulai dari mendaftar sampai berhasil mengupload foto.
Pendaftaran
Untuk mendaftar caranya tidak sulit. Silahkan langsung masuk ke halaman kontributor. Kemudian isi informasi pribadi. Siapkan juga beberapa foto untuk diupload, misalnya 10 foto.
Kita juga akan dimintai identitas resmi. Anjuran mereka adalah identitas yang diakui secara internasional, seperti paspor. Karena saya punya paspor, saya upload scan paspor saya. Untuk yang tidak punya, mungkin bisa dicoba untuk mengupload KTP atau SIM. Mudah-mudahan diterima ;)
Upload Foto
Selanjutnya, kita bisa mulai mengupload foto.
Pastikan foto kita berukuran minimal 4 megapixel. Sebetulnya ukuran ini tidak terlalu besar. Mayoritas smartphone jaman sekarang sudah bisa memenuhi persyaratan ini. Jadi kita bisa juga mengambil foto sambil jalan dengan smartphone kita.
Metadata
Inilah bagian paling melelahkan dalam keseluruhan proses. Kita harus menyediakan informasi tentang foto kita supaya mudah dicari, ditemukan, dan dibeli orang. Informasi ini disebut dengan istilah metadata.
Untungnya ShutterStock memiliki fitur untuk mengcopy metadata dari foto lain yang sejenis. Klik link Suggest Keyword di bawah kotak inputan. Shutterstock akan menampilkan halaman pencarian foto.
Cari foto yang sejenis, kemudian centang yang kira-kira mirip. Begitu kita klik OK, ShutterStock akan mengcopy metadata dari foto yang kita pilih.
Kita bisa tambahkan metadata kita sendiri, kemudian klik OK.
Walaupun demikian, kita perlu berhati-hati dan jangan asal copy. Periksa lagi jangan-jangan ada keyword yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, ketika saya mengupload foto sate, cari image sejenis, kemudian copy metadata, ada keyword lain yang ikut serta seperti philippines
yang tentu kita tidak inginkan.
Setelah semua metadata diisi, selanjutnya kita submit foto untuk direview.
Kemudian kita tunggu hasil reviewnya. Biasanya hasilnya akan keluar dalam 1-4 jam.
Hasil Review
Foto yang kita upload akan diperiksa oleh tim reviewer mereka. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak ditolak:
- Zoom foto ke 100% pada waktu memeriksa. Jangan dilihat sekilas saja
- Periksa apakah fotonya tajam di bagian yang penting. Misalnya foto orang, matanya harus tajam. Tidak boleh blur.
- Periksa white balance. Biasanya kalau kita foto di dalam kafe atau restoran, lampunya cenderung kuning. Edit dulu supaya benda putih benar-benar terlihat putih (color correction)
- Tidak boleh ada logo. Bila ada, silahkan hilangkan dulu. Saya sih males ngedit, jadi gak mau repot-repot. Kalau ada logo, gak usah diupload. Lain kali motret, diatur supaya gak ada logo apa-apa.
Berikut beberapa screenshot foto saya yang ditolak oleh ShutterStock. Mereka memberikan alasan penolakan, sehingga bisa kita perbaiki
- Pencahayaan buruk
- White Balance salah
- Ada logo produk tertentu dan fokusnya kurang
Aplikasi Mobile
Selain melalui laptop, kita juga bisa langsung mengupload dari smartphone dengan aplikasi.
Foto Terjual
Bila kita sudah menginstal aplikasi mobile, dia akan memberikan notifikasi pada saat foto kita ada yang beli.
Lumayan, foto saya tadi laku seharga $0.25 :D
Beberapa Tips dan Trik
Ada beberapa kiat-kiat yang berhasil saya kumpulkan dari berbagai sumber. Benar atau tidaknya, apakah masih relevan saat ini, saya sendiri belum membuktikan. Silahkan para pembaca membuktikannya sendiri:
- banyak melihat foto-foto stok yang digunakan orang agar ada referensi
- pada saat memotret, rencanakan untuk diupload, sehingga sudah bisa langsung memenuhi kriteria
- buat foto sesuai trend untuk mendapatkan income musiman
- buat foto yang bisa mengilustrasikan suatu ide, tapi tidak terlalu menarik perhatian
- buat foto yang tidak memerlukan banyak pengolahan lagi dan bisa langsung dipakai (ditambah tulisan atau dipasang di slide presentasi, brosur, atau website)
- buat foto sesuai keinginan pasar, lihat apa yang laku, kemudian buat yang sama. We’re doing business here, not pursuing idealism :D