Belajar Lighting

Enaknya belajar fotografi di jaman Youtube, segala macam tutorial ada. Saking banyaknya, kita kesulitan memilih mana yang bagus mana yang jelek. Mau ditonton semua, bisa-bisa menghabiskan masa remaja.

Untuk menghemat waktu kita semua, saya sudah mengumpulkan beberapa video di Youtube yang bagus cara penyampaiannya. Semoga bermanfaat.

Di video tutorial ini, para instruktur menggunakan berbagai teknologi dan perangkat lampu. Jangan pusing dengan alat yang belum kita miliki. Perhatikanlah hal-hal berikut:

  • Penempatan posisi lampu terhadap subjek dan latar
  • Intensitas cahaya
  • Penggunaan modifier (payung, softbox, reflektor, gel, dsb)
  • Bagian subjek yang terang (highlight)
  • Posisi jatuhnya bayangan (shadow)
  • Transisi dari highlight ke shadow (fall-off)
  • Sifat bayangan, hard (tepi bayangan garisnya tegas) atau soft (tepi bayangan memiliki gradasi)
  • Warna cahaya

In Studio

Pertama, kita mulai dulu dengan penggunaan satu lampu. Tutorial dari The Slanted Lens ini merupakan fundamental lighting untuk portrait. Di sini kita juga memahami tentang berbagai teknik dan istilah dasar seperti Rembrandt Light, Split Light, Broad Light, Short Light, Butterfly/Paramount Light, Loop Light. Di akhir video ada sedikit penjelasan menggunakan tiga lampu untuk key, fill, dan rim.

Untuk portrait, ada beberapa penggunaan cahaya, yaitu:

  • key light : sumber cahaya utama yang menerangi subjek
  • fill light : sumber cahaya lemah untuk mengurangi (tapi tidak menghilangkan) bayangan agar tidak terlalu kontras
  • rim/separation light : cahaya untuk menerangi sisi (rim) subjek supaya tidak tercampur (separation) dengan latar
  • background/kicker light : cahaya untuk menerangi latar belakang supaya lebih joss

Selanjutnya, tonton video berikut untuk memahami keempat fungsi cahaya tersebut.

Setelah paham fungsi tersebut, kita bisa melanjutkan menonton video berikut. Intinya adalah, sumber cahaya tidak harus dari lampu, tapi bisa juga dari pantulan cahaya. Dengan bermodalkan satu lampu saja, hasilnya bisa sangat bervariasi. Tapi prinsip dasarnya tetap sama.

Asal kita menguasai konsep 4 fungsi lighting tadi, kita bisa menggunakan lampu sebanyak kita mau. Coba tonton video berikut. Sekali lagi, jangan terpaku pada peralatan, tapi perhatikanlah fungsi dan dampak dari masing-masing sumber cahaya.

On Location

Memotret dalam studio relatif lebih mudah, karena semua faktor bisa kita kendalikan. Yang lebih menantang adalah sesi foto di luar ruangan (outdoor). Hasil fotonya juga lebih bagus, karena latar belakangnya lebih variatif.

Kita mulai dengan teknik dasar, bagaimana mengatur proporsi cahaya alami (ambient) dengan cahaya dari lampu (strobe). Konsep dasarnya tetap ada di teknik metering dan pengaturan segitiga exposure. Karena kita menggunakan flash, ada beberapa konsep tambahan:

  • ISO : mempengaruhi intensitas ambient dan strobe
  • Aperture : mempengaruhi intensitas ambient dan strobe
  • Jarak/Power strobe : hanya mempengaruhi intensitas strobe
  • Shutter speed : hanya mempengaruhi intensitas ambient

Konsep di atas hanya berlaku kalau kita menggunakan setting manual di kamera dan manual juga di flash. Serba manual ini memudahkan kita untuk memahami cara kerjanya. Kalau nanti sudah paham, barulah kita gunakan mode otomatis (Aperture Priority dan TTL Flash) untuk mempercepat proses.

Pengaruh shutter speed terhadap ambient bisa dibaca di sini.

Dengan konsep di atas, berarti kita bisa mengatur intensitas ambient dan strobe secara terpisah. Kita bisa buat ambient gelap dan subjek (yang diterangi strobe) terang, atau sebaliknya. Variasi dalam rasio ambient-strobe ini bisa membuat foto kita lebih punchy. Kalau tidak percaya, bisa lihat contohnya di sini. Proses berpikir dalam mengatur rasio bisa dibaca di sini.

Setelah paham konsepnya, kita lihat aplikasinya.

Perhatikan mulai menit ke 4:00. Fotografer mengurangi shutter speed seiring dengan semakin gelapnya kondisi ambient. Lihat info shutter speed dan jam pemotretan di keterangan foto. Perhatikan bahwa aperture dan ISO tidak berubah, sehingga intensitas strobe tidak berubah. Tahu dari mana bahwa strobe tidak berubah? Lihat dahi subjek yang diterangi oleh strobe. Tingkat terangnya tidak berubah walaupun shutter speed turun terus.

Amati juga bahwa intensitas ambient (terlihat dari latar belakang langit) juga tidak berubah walaupun hari semakin senja. Ini dimungkinkan karena fotografer mengkompensasi semakin gelapnya langit dengan shutter speed yang semakin lambat.

Selanjutnya, lihat video berikut

Selalu menggunakan prinsip yang sama. Pertama, fotografer menggunakan matahari sebagai key light. Karena posisi matahari tidak bisa digeser-geser, maka subjek dan kamera yang bergeser. Semakin sore, matahari semakin gelap, sehingga tidak kuat lagi mengambil peran sebagai key. Oleh karena itu, strobe disuruh menjadi key light dan matahari menjadi fill light. Matahari sore warnanya oranye, sedangkan strobe putih, gunakan gel untuk mewarnai strobe supaya sama-sama oranye. Kalau warnanya sudah sama, nanti bisa diputihkan lagi di Photoshop. Terakhir, tambahkan satu strobe lagi supaya karavan terlihat.

Light Modifier

Di video-video sebelumnya, kita melihat penggunaan berbagai light modifier seperti payung, softbox, dan sebagainya. Sebenarnya apa fungsi dari modifier tersebut?

Fungsi utamanya sebetulnya adalah untuk memperbesar ukuran sumber cahaya relatif terhadap subjek. Kalau hanya lampu saja, maka ukuran lampu lebih kecil dari wajah subjek, sehingga bayangannya hard. Dengan menggunakan softbox atau payung, ukurannya menjadi besar, sehingga bayangannya menjadi soft.

Selain modifier (softbox atau payung), perlu juga diperhatikan masalah jarak. Matahari adalah sumber cahaya yang besar, bahkan ukurannya lebih besar daripada bumi. Tapi karena jaraknya jauh, maka menjadi kecil kalau dibandingkan dengan wajah subjek. Demikian juga dengan modifier. Percuma kita pakai softbox sebesar gajah kalau ditaruh di jarak 50 meter dari subjeknya.

Seperti apa perbedaan antara hard dan soft, bisa disimak di penjelasan Om Joe McNally berikut

Softbox ukurannya bermacam-macam, ada yang besar dan ada yang kecil. Apa bedanya? Simak penjelasan teorinya dari Om Jay P. Morgan berikut

Lanjutkan dengan contoh penerapannya

Payung sama dengan softbox, gunanya untuk memperbesar ukuran sumber cahaya.

Apa bedanya softbox dan payung?

Tonton penjelasan dari Om Mark Wallace

Selain modifier yang pakai lampu seperti softbox dan payung, ada juga modifier tanpa lampu. Contohnya reflektor (pemantul cahaya) dan scrim/diffuser (untuk menghalangi atau menyebarkan cahaya)

Contoh penggunaan scrim untuk menyebarkan cahaya didemonstrasikan oleh om Joe McNally di video ini

Di bagian kedua, scrim digunakan untuk menghalangi cahaya

Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya. Bisa cahaya dari strobe ataupun cahaya matahari. Biasanya tersedia dalam format 5 in 1, punya 5 sisi dalam 1 unit:

  • hitam : untuk menghalangi cahaya (seperti scrim-nya Om Joe)
  • translucent/semi-transparan : untuk menyebarkan cahaya (seperti scrim-nya Om Joe)
  • putih : untuk memantulkan cahaya
  • silver : memantulkan cahaya lebih banyak daripada putih
  • gold : memantulkan cahaya berwarna emas, seperti matahari sore

Contoh pemakaiannya bisa dilihat di sini

Joe McNally pernah mengatakan,

John Loengard, the picture editor at Life, always used to tell me, ”If you want something to look interesting, don’t light all of it.

Artinya, kita harus membatasi bagian yang terkena cahaya supaya fotonya lebih menarik. Salah satu cara membatasi cahaya adalah menggunakan grid.

Jangan buru-buru beli grid mahal-mahal. Kita bisa bikin sendiri dari kardus, coroplast, atau dari sedotan bekas.

Masih banyak lagi jenis-jenis modifier lain seperti didemokan Om Mark Wallace

Warna

Flash bisa diwarnai dengan plastik berwarna yang disebut dengan istilah gel. Tujuannya macam-macam, diantaranya:

  • supaya sama dengan ambient. Kalau sudah sama, gampang dinetralisir di Photoshop. Jauh lebih mudah menetralisir cahaya hijau yang seragam, daripada cahaya hijau dari kiri dan putih dari kanan.
  • untuk menimbulkan efek dramatis

Yang perlu diperhatikan, begitu kita bermain-main dengan warna, kita harus mematikan fitur Auto White Balance di kamera. Kita harus mengatur sendiri White Balance supaya warnanya sesuai dengan yang seharusnya, tidak diatur otomatis oleh kamera.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan Om Mark Wallace

Biasanya fotografer akan menggunakan kertas putih atau abu-abu sebagai patokan warna, sehingga nanti mudah melakukan koreksi di Photoshop. Kertas ini disebut dengan white card atau grey card. Bagaimana menggunakannya? Tonton penjelasan dari Om Mark

Setelah paham urusan white balance, kita simak penerapannya oleh Om Joe McNally, bagian pertama

dan bagian kedua

Kalau mau lebih ekstrim, simak penggunaan gel oleh Om Bryan Peterson

Intensitas

Seperti kita lihat di video-video di atas, intinya adalah bermain dengan kombinasi dan rasio terang-gelap. Untuk itu, kita harus mahir mengatur intensitas cahaya baik di subjek maupun di lingkungan sekitarnya. Pertama, kita kuasai dulu pengaturan power di strobe

Untuk flash kecil (speedlight), silahkan baca user manual merek dan tipe masing-masing.

Setelah bisa mengatur power, kita harus paham konsep Inverse Square Law. Intinya, bagaimana hubungan antara jarak lampu-subjek-latar terhadap fall off, perbedaan intensitas cahaya antara subjek dan latarnya. Konsepnya bisa ditonton di sini

Dengan memahami konsep Inverse Square Law, kita bisa mengatur agar:

  • subjek dan latar sama terang
  • subjek terang, latar gelap

hanya dengan mengubah jarak lampu –> subjek –> latar.

Durasi Cahaya

Berdasarkan lama menyala, sumber cahaya bisa dibagi dua:

  • continuous : menyala terus selama shutter terbuka. Contohnya matahari, lampu rumah.
  • flash/instant : menyala sesaat saja. Contohnya flash, monolight

Perbedaan antara keduanya bisa ditonton di sini

Sumber cahaya instan (flash) hanya menyala sebentar saja. Sekitar 1/1000 detik atau lebih cepat. Oleh karena itu, setting shutter speed di kamera tidak mempengaruhi jumlah cahaya yang direkam sensor. Walaupun demikian, kita tidak bisa menggunakan shutter speed yang terlalu tinggi, karena dibatasi oleh sync-speed. Apa itu sync-speed? Saksikan penjelasan dari Om Mark Wallace

Karena durasi yang singkat, seperti halnya shutter speed, flash juga memiliki kemampuan membekukan gerakan. Semakin singkat durasi flash, semakin cepat gerakan yang bisa dibekukan. Durasi flash diukur dalam satuan t5 (waktu yang dibutuhkan flash sampai nyalanya tinggal 50%) dan t1 (waktu yang dibutuhkan flash sampai cahayanya tinggal 10%). Teori tentang durasi flash bisa dibaca di sini. Sedangkan contoh aplikasinya didemokan oleh Om Sam McGuire di sini

Pemanfaatan durasi flash untuk membekukan gerakan juga bisa dilihat di demo berikut

Dengan mengkombinasikan durasi shutter speed dan durasi flash, kita bisa membuat berbagai efek menarik seperti yang dicontohkan Om Bryan Peterson

Permukaan

Belajar lighting belum lengkap kalau belum memotret permukaan yang aneh-aneh, yaitu:

  • tembus pandang. Misalnya gelas, botol, dan sejenisnya
  • memantulkan cahaya. Misalnya sendok, garpu, panci, dan logam lainnya
  • bertekstur. Misalnya kain, tembok, lukisan, dan lainnya

Kita mulai dari permukaan tembus pandang. Silahkan tonton penjelasan Om Karl Taylor.

Inti dari memotret botol dan gelas adalah menghilangkan tepi sumber cahaya yang terlalu tajam. Ini dilakukan dengan cara diffusion. Sumber cahaya dihalangi oleh bahan yang tembus cahaya tapi tidak bening. Kita bisa gunakan kertas kalkir yang tersedia di toko buku.

Dalam memotret benda mengkilap, kita justru harus memotret pantulan cahayanya. Prinsip yang digunakan ada di pelajaran IPA waktu SD, sudut datang cahaya = sudut pantul.

Berikutnya, memotret benda bertekstur.

Ada dua pilihan dalam memotret benda bertekstur seperti kain:

  • menonjolkan teksturnya. Misalnya memotret jeans.
  • menyembunyikan teksturnya. Misalnya memotret kemeja resmi.

Untuk menonjolkan tekstur, gunakan cahaya dari samping. Hard light dari sumber cahaya berukuran kecil juga bisa lebih menonjolkan kerutan-kerutan pada objek.

Sedangkan untuk menyembunyikan tekstur, gunakan cahaya lurus dari depan/atas. Kita bisa gunakan soft light dari sumber cahaya besar untuk membuat kerutan tidak terlalu terlihat.

Ilustrasinya dijelaskan di artikel ini.

Kesimpulan

Demikianlah berbagai teknik tentang penggunaan lighting. Tidak perlu galau dengan banyaknya video di atas, intinya hanyalah pemahaman terhadap konsep:

  • rasio/proporsi intensitas antar beberapa sumber cahaya
  • sifat bayangan (hard atau soft), sering juga disebut dengan istilah quality of light di tutorial berbahasa Inggris
  • warna cahaya
  • durasi cahaya
  • karakteristik permukaan

Dan penguasaan teknik kontrol cahaya:

  • kontrol intensitas ambient dengan mengubah shutter speed
  • kontrol intensitas strobe dengan mengubah power lampu dan jarak lampu-subjek-latar
  • kontrol sifat bayangan dengan mengubah ukuran sumber cahaya (menggunakan softbox atau payung)
  • kontrol tempat jatuhnya highlight/shadow dengan mengatur penempatan sumber cahaya dan menggunakan reflektor, grid, snoot, gobo
  • kontrol warna dengan gel dan setting white balance